KULIAH UMUM; Terapi Art Humor untuk Mengurangi Stres dalam Perspektif Konseling Islam

Prodi Magister BKI FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengadakan kuliah umum dengan tema Terapi Art Humor untuk Mengurangi Stres: Perspektif Konseling Islam, di Teatrikal FDK, Kamis 20 Juni 2024. Hadir sebagai narasumber adalah Setiawan Tiada Tara, seorang aktor, motivator humor dan entertainer, dan guru besar Psikologi Pendidikan Islam UMY. Prof. Dr. Azam Syukur Rahmatullah. Hadir sebagai peserta dari beberapa unsur diantaranya mahasiswa Magister BKI 27 orang, mahasiswa S1 19 orang, 25 orang dari unsur guru BK Madrasah, 28 orang dari unsur Penyuluh Agama Islam, alumni BKI 6 orang, dekanat, para dosen, dan tamu khusus seperti Ketua MGBK, utusan dari Bimas Islam Kemenag, dan pelaku terapis, dengan keseluruhan peserta sebanyat 115 orang.

Setiawan Tiada Tara, yang mengangkat teman Humor Sebagai Terapi Untuk Mengurangi Stress, mengungkapkan bahwa humor itu sesuatu yang lucu. Humor identik dengan sesuatu yang lucu yang dapat menghibur dan membuat orang tertawa. Sementara jenis-jenis humor yang sebutkan ada tigal, yaitu humor verbal(humor yang muncul melalui kata-kata, seperti lelucon atau cerita lucu), humor non-verbal(humor yang muncul melalui tindakan atau ekspresi fisik), dan humor situasional, yakni humor yang muncul dari situasi tertentu yang tidak terduga atau ironi.Dan, dalam pandangan Islam humor itu dibolehkan selama tidak melanggar etika dan moralitasyang diajarkan oleh agama.

Sementara Prof. Dr. Azam Syukur Rahmatullah, mengupas tentang Terapi Seni Humor, Benarkah Bisa Mengurangi Stres Alam Batin Dan Alam Pikir?Prof. Azam mengungkapkan bahwa tidak semua orang bisa mentertawakan orang dan tidak semua orang mau tertawa dengan bahan lelucon orang. Karakter orang dalam tertawa itu bermacam-macam, ada yang sulit untuk tertawa, ada yang bisa tertawa tapi hanya sebentar, ada juga yang tertawa karena ikut-ikutan. Selain itu karakter orang untuk bisa mentertawakan orang itu juga bermacam-macam, ada yang mempunyai humor yang datar, ada yang tidak mampu untuk membuat suasana humor, ada juga yang sudah latihan teknik humor tetapi tidak bisa lucu. Humor ada dua macam, yaitu humor terang dan humor gelap. Humor terang yaitu humor yang mampu mentertawakan orang dengan terang, berbudi luhur dan mampu menerima bahan candaan orang dan dia pun tertawa dengan tulus. Sedangkan humor gelap yaitu humor yang isi materinya dapat menyakiti dan menyinggung orang lain.

Menurut Kaprodi Magister BKI, Dr. H. Muhsin Kalida, MA., sebenarnya Art Humor itu merupakan pengembangan keilmuan dari rumpun ilmu konseling humanistik. Ilmu ini lahir sudah lama, bahkan sejak jaman Nabi pun ada peristiwa humor untuk mencairkan suasana yang tegang. Jadi, tertawa itu boleh dan tidak dilarang, tetapi dikelola dan dibatasi sebagai sebuah bentuk kebahagiaan.